Páginas

Selasa, 20 Maret 2012

Dokumenter "Belalang KehidupanKu"

PROGRAM DOKUMENTER “ Belalang Kehidupanku


Production Company     :                                                         Produser               : Pitria Wiguna
Project Title                   : Belalang Kehidupanku                      Director                : Panit Raharjo & Baihaqi
Durasi                            : 30 menit                                           Penulis Naskah     : Eva & Erica


Sebuah kisah tentang seorang bocah yang berjuang mempertahankan hidupnya melawan kejamnya dunia dengan belalang sebagai topangan hidup. Bangkit, seorang anak dari sebuah keluarga di dusun Teguhan Desa Wunung Kecamatan Wonosari Yogjakarta yang serba kekurangan perekonomian baik sandang maupun pangan, berjuang seorang diri mencari nafkah dengan memburu belalang. Bersama teman – temannya yang berprofesi sama, kesehariannya kegiatan mereka pergi ke hutan untuk mencari belalang tanpa memikirkan bahaya binatang – binatang buas. Meski bangkit putus sekolah akan tetapi dia anak yang cerdas,dan meski harus merelakan masa kanak – kanaknya hanya untuk mencari serangga belalang sebagai mata pencaharian untuk makan dirinya dan menafkahi kakek dan neneknya yang sudah tidak sanggup lagi melakukan pekerjaan karena faktor usia. 
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 
TREATMENT
PROGRAM DOKUMENTER “ Belalang Kehidupanku

Production Company     :                                                               Produser             : Pitria Wiguna
Project Title                        : Belalang Kehidupanku                 Director                : Panit Raharjo & Baihaqi
Durasi                                   : 00 menit                                            Penulis Naskah : Eva & Erica

Cerita diawali dengan suasana pagi hari di Desa Wunung Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Disudut desa tepatnya di dusun Tenguhan terdapat rumah sederhana yang didalamnya tinggal seorang anak bersama kakek dan neneknya. Bangkit yang sudah ditinggal orang tuanya sejak kecil terpaksa harus sekolah sambil bekerja. Pagi itu disebuah ruangan kecil dan sempit, Bangkit bangun dari tidurnya dan langsung pergi kekamar mandi. Selesai mandi Afi bersiap-siap mengenakan  pakaian untuk berladang mencari rumput. Beberapa saat kemudian Bangkit sudah siap untuk berangkat berladang dan berpamitan kepada nenek dan kekeknya. Dengan semangat Bangkit membawa alat – alat untuk berladang. Sesampainya diladang dia langsung terjun mencari rumput untuk umpan kambing yang ia pelihara . Pekerjaan mencari rumput ia kerjakan dari pagi hari hingga  siang nanti sampai kira – kira ia mendapatkan rumput yang cukup .

Bangkit kembali kerumah membawa rumput yang ia dapat untuk kambingnya di rumah. Sesampainya dirumah. Sesampainya dirumah Bangkit mengganti pakkaian yang biasa dia pakai ke ladang dengan pakaian sehari-hari kemudian menyantap makan siang seadanya. Setelah perut terasa kenyang, Bangkit langsung bergegas memepersiapkan alat-alat untuk berburu serangga belalang. Kali ini dia tidak menggunakan sepeda, perjalanan menuju hutan ia lakukan dengan berjalan kaki. Bersama beberapa temannya dengan riang Bangkit melewati jalan terjal dan sungai. Walaupun ada saja hambatan untuk menuju kehutan, Bangkit dan teman-temannya tidak pernah mengeluh, mereka tetap semangat demi mendapatkan serangga belalang.

 Akhirnya setelah perjalanan yang cukup melelahkan mereka sampai dihutan dan mulai menyusuri satu pohon ke pohon lain mencari belalang.  Terik matahari dan bahaya binatang buas seperti ular, harimau dan lainnya tidak menyulutkan semangat mereka. Dengan alat sederhana Bangkit mulai mendapatkan belalang, satu per satu belalang itu ia kumpulkan. Panas yang menyengat, Bangkit pun beristirahat di sebuah gubuk dihutan untuk sejenak melepas lelah sambil melantunkan nyanyian-nyanyian jawa. Setelah lelahnya terasa berkurang, ia langsung melanjutkan mencari belalang. Kali ini Bangkit beruntung karena hasil buruannya lumayan banyak, terkadang buruan yg ia dapat sedikit bahkan tidak dapat sama sekali.

Hari sudah mulai sore Bangkit pun beranjak pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang ia menawarkan hasil buruannya tersebut kepada orang atau warga desa yang membutuhkan belalang tersebut. Bangkit juga mendatangi rumah-rumah penduduk dengan harapan mau membeli belalang hasil buruannya. Setelah sebagian terjual Bangkit melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Setibanya di rumah Bangkit  langsung disambut oleh neneknya dan memberikan uang hasil penjualan belalang serta sisa hasil buruan yang tidak terjual kepada neneknya.

Setelah beristirahat sebentar, Bangkit bersiap-siap beranjak menuju masjid untuk mengaji. Walaupun Bangkit tidak memiliki banyak waktu luang tetapi ia tetap menyempatkan waktu untuk menimba ilmu agama. Adzan magrib pun berkumandang, Bangkit beranjak mengambil wudhu dan sholat magrib di masjid. Setelah selesai sholat Bangkit langsung pulang ke rumah. Di rumah nenek dan kakeknya sudah menunggu Bangkit untuk makan bersama dengan lauk belalang hasil tangkapannya tadi siang yang sudah diolah oleh neneknya. Setelah selesai makan meski  Bangkit putus sekolah  walaupun dengan penerangan yang sangat minim. Biarpun keadaannya serba kekurangan, tetapi Bangkit tetap rajin belajar, dia tidak ingin menyia-nyikan waktu selama ia masih bisa bersekolah. Malam semakin larut Bangkit pun sudah mulai mengantuk, dia beranjak tidur karena keesokan harinya harus memulai rutinitasnya lagi. 
 
Masalah
Yang menjadi topik program ini adalah kehidupan seorang anak Pencari belalang.  Dalam kesehariannya belalang serangga yang sering dijadikan konsumsi bagi masyarakat pinggiran yogyakarta. Serangga belalang tersebut bagi orang awam mungkin tidak layak untuk di konsumsi, namun masyarakat pinggiran yogyakarta minoritas mengkonsumsi serangga tersebut sebagai lauk pauk karena keterbatasan ekonomi. Sehingga beberapa masyarakat tidak mampu membeli lauk pauk yang layak seperti masyarakat lain. Sesuatu hal yang mungkin tidak banyak orang tau bahwa belalang dapat dikonsumsi sebagai lauk pauk. Dimana peran pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan di pinggiran kota agar masyarakat tersebut dapat ikut merasakan kehidupan yang layak.
Bangkit seorang seorang bocah kecil yang masih duduk di sekolah dasar. Setiap hari nya harus melakukan aktifitas seperti halnya orang – orang kebanyakan. Selain putus  sekolah, Ia pun setiap hari harus rela mengorbankan waktu bermainnya hanya untuk banting tulang mencari serangga belalang di hutan yang hasilnya untuk di jual dan untuk di konsumsi pula. Pencarian serangga tersebut ia kerjakan karena himpitan ekonomi dan ketidakmampuan kakek dan neneknya untuk bekerja. Aktifitas tersebut mulai dikerjakan Bangkit sepulang dari sekolah hingga matahari terbenam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar